Oleh
: Prof. Dr. Ir. Bondan T. Sofyan, M.Si & Tim
Bersih
pangkal sehat. Semboyan ini sering kita dengar dan diajarkan kepada kita sejak
kecil. Kebersihan ini biasanya dihubungkan dengan bersihnya sampah di lingkungan
sekitar. Bersihnya lingkungan sekitar dari sampah maka akan menghasilkan
keadaan lingkungan yang bebas dari vektor penyakit yang dapat menyebabkan
penyakit. Sampah yang merupakan sisa material dari aktivitas manusia ini
apabila tidak dikelola dengan baik, tidak hanya akan menyebabkan gangguan pada
kesehatan tetapi juga mencemari lingkungan. Tumpukan sampah yang tidak dikelola
dengan baik akan menghasilkan gas methana yang merupakan gas rumah kaca yang
memiliki daya rusak 20 kali lebih besar dibandingkan gas CO2.
Saat
ini sampah merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian khusus oleh
pemerintah Indonesia. Hal ini disebabkan karena selama ini pengelolaan sampah
yang dilakukan pemerintah Indonesia saat ini yang berupa kumpul-angkut-buang
telah menyebabkan TPA yang merupakan tempat pembuangan akhir sampah tidak mampu
lagi menampung sampah yang ada. Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU no 18
tahun 2008 untuk menyelesaikan masalah persampahan di Indonesia. Dimana di
dalam UU tersebut dianjurkan bahwa terdapat pengolahan yang dilakukan di sumber
sampah yaitu pengolahan di rumah-rumah warga.
Kondisi
persampahan yang seperti ini, mendorong Universitas Indonesia melaksanakan
pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan persampahan
di Indonesia khususnya kota Depok dengan kawasan percontohan adalah Kelurahan
Rangkepan Jaya. Progam ini bertemakan Pengembangan Depok Bersih dan Hijau
Terpadu Berbasis Komunitas : Kawasan Percontohan di Kelurahan Rangkepan Jaya. Progam
ini bekerja sama dengan Pemkot kota Depok dan kelurahan Rangkepan Jaya serta
warga yang tinggal di kelurahan Rangkepan Jaya. Progam pengabdian masyarakat
ini merupakan salah satu alat untuk membantu terwujudnya progam kota Depok
yaitu Depok Clean City. Progam
pengabdian masyarakat ini dimotori dan diprakarsai oleh Prof. Bondan Tiara
Sofyan.
Progam pengabdian
masyarakat ini memiliki tiga kegiatan utama yaitu (i) gerakan pemilahan sampah
rumah tangga, (ii) pengembangan dan pemberdayaan UPS(Unit Pengolahan Sampah)
dan Bank Sampah serta (iii) pendidikan pengolahan sampah sejak dini. Gerakan
pemilahan sampah di rumah tangga ini dilaksanakan dengan tujuan agar warga
masyarakat yang terdapat di kelurahan Rangkepan Jaya mengerti akan pemilahan
sampah sehingga dapat mengurangi timbulan sampah yang masuk ke TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir). Pengembangan dan pemberdayaan UPS dan Bank sampah ini
bertujuan untuk melaksanakan kegitan pengolahan berupa kegiatan pengomposan
untuk sampah organik dan kegiatan recycle
pada sampah anorganik berupa pemanfaatan sampah organik menjadi barang-barang
kerajinan tangan dan menjual sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis ke
lapak sampah. Kegiatan pendidikan pengolahan sampah sejak dini berujuan agar
anak-anak sejak usia dini telah memiliki pemahaman yang cukup dan tepat akan
pengolahan sampah.
Gambar 1. Plang UPS
Rangkepan Jaya
Progam
ini dimulai dengan melakukan survei awal ke kelurahan Rangkepan Jaya dengan
tujuan untuk melihat dan memahami
kondisi masyarakat di kelurahan tersebut. Survei awal ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi untuk
mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Rangkepan Jaya sebelum
progam ini dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 100 orang.
Kemudian
kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi pemilahan sampah di kelurahan
Rangkepan Jaya. Dalam kegiatan ini diajarkan cara memilah sampah yang benar dan
dijelaskan juga mengapa pemilahan sampah tersebut penting untuk dilaksanakan.
Selain sosialisasi pemilahan samapah, kegiatan tersebut juga mensosialisasikan
bank sampah sebagai salah satu alat pengolahan sampah berbasis komunitas.
Selain kegitan sosialisasi terdapat juga pembentukan kader lingkungan yang
bertanggung jawab untuk mensukseskan kegiatan pemilahan sampah di
lingkungannya. Para kader lingkunan ini diberikan pelatihan tentang pengelolaan
sampah berbasiskan bank samaph di PokLili yang merupakan salah satu bank sampah
yang telah sukses dalam pengelolaan sampah di wilayahnya. Setelah dilakukan
sosialisasi pemilahan sampah, maka dilakukan survei kembali untuk mengukur
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap sampah.
Kegiatan pengembangan
dan pemberdayaan UPS dan Bank Sampah dilakukan dengan menambah gerobak sampah
yang kemudian disebarkan ke 10 RW di kelurahan Rangkepan Jaya. Dimana
gerobak-gerobak sampah tersebut akan diangkut ke UPS Rangkepan Jaya atau Bank
Sampah. Kemudian terdapat penambahan mesin pencacah sampah dan mesin pencacah
plastik di UPS bertujuan untuk menambah efektivitas pengolahan sampah di UPS.
Kemudian terdapat kegiatan pembuatan tangki air yang berfungsi untuk
pembersihan UPS dan pembangunan ruangan yang berfungsi sebagai tempat
penampungan sampah plastik yang telah dicacah dan penampungan sampah yang telah
selesai ditimbang. Bank Sampah di daerah Rangkepan Jaya telah memulai
beroperasi mengumpulkan sampah dari warga sekitar dan saat ini sedang
dilaksanakan pelatihan bagi masyarakat sekitar Bank Sampah terutama kader-kader
lingkungan di daerah tersebut tentang pembuatan kerajinan tangan yang berasal
dari sampah anorganik.
Gambar 2. Mesin Pencacah
UPS Rangkepan Jaya
Kegiatan pendidikan pengolahan sampah sejak dini
dilaksanakan di SDN Rangkepan Jaya. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan
survei awal terhadap siswa kelas 3 dan 4 untuk mengetahui pengetahuan, sikap
dan perilakunya terhadap sampah. Kemudian kegiatan ini dilanjutkan dengan
melakukan penambahan prasaran sanitasi berupa penambahan fasilitas WC di sekolah
serta terdapat pembagian tong sampah sebanyak dua buah yang dibedakan atas
sampah organik dan anorganik untuk masing-masing kelas di SDN Rangkepan Jaya
tersebut.
Gambar
3. Desain Tempat Sampah untu SD Rangkepan Jaya
Kegiatan terakhir yaitu pemberian pelatihan
kerajinan tangan dari sampah untuk ibu-ibu di sekitar Kelurahan Rangkepan Jaya.
Pelatihan ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah-sampah yang menumpuk di Bank
Sampah agar lebih bernilai. Ibu-ibu terlihat cukup antusias dalam mengikuti
pelatihan ini.
Gambar 4. Pelatihan Recycle Arts oleh Ibu-Ibu Rangkepan Jaya