Dunia
pasca kampus. Jika kita mendengar ini, apa yang terlintas di sebagian besar
mahasiswa? Kerja, punya gaji, ke kantor dan lain sebagainya. Tapi, tahukah kamu
bahwa saat ini lowongan kerja yang tersedia belum tentu bisa menampung semua
lulusan mahasiswa. Apalagi di kondisi dunia internasional yang sedang dilanda
krisis ekonomi. Kini saatnya kita sebagai mahasiswa mengubah pola pikir kita.
Ciptakanlah lowongan kerja bukan ditampung lowongan kerja.
Mungkin
ini terkesan seperti mimpi besar yang tidak mungkin tercapai. Akan tetapi, jika
kita memang bersungguh-sungguh maka hasilnya akan luar biasa. Pada dasarnya
prinsip berbisnis itu hanya ada dua, yaitu tekun dan mencari peluang sebanyak
mungkin. Dalam artikel berikut ini, akan diceritakan beberapa cara sederhana
bagi mahasiswa yang ingin mulai berbisnis. Salah satunya adalah bisnis kuliner
yang dimiliki oleh Sofrida, salah satu mahasiswi teknik industri UI dengan
bimbingan dosennya Ibu Ir. Isti Surjandari, MA, Ph.D.
Ibu
Isti sebagai salah satu dosen yang mengajarkan tentang quality engineering mengajarkan sebuah prinsip sederhana yaitu PDCA
(Plan, Do, Check, Action). Prinsip inilah yang dipakai Sofrida untuk memulai
usaha bisnisnya di bidang kuliner. Prinsip PDCA merupakan sebuah prinsip
general yang bisa digunakan oleh semua orang untuk merancang sebuah proses
hingga mengevaluasinya.
Gambar 1. Prinsip PDCA Rumah Jamur
Dalam rangka mempersiapkan para
mahasiswanya untuk terjun dalam dunia bisnis, Ibu Isti tidak lupa membekali
mahasiswanya dengan seminar kewirausahaan yang berjudul “Seluk Beluk Franchise di Bidang Kuliner”. Topik ini merupakan topik
hangat di mahasiswa karena sebagain besar mahasiswa tertarik untuk melakuka
franchise beberapa merk makanan tertentu.
Gambar 2. Pemberian Plakat Terhadap Narasumber
Salah satu
keluaran yang dihasilkan dari pendidikan kewirusahaan ini adalah bisnis kuliner
rumah jamur. Bisnis kuliner rumah jamur ini dimulai dari April 2012 dengan nama
dagang Jamur Joged. Nama ini dipilih oleh Sofrida dan kawan-kawannya karena
nama ini mudah diingat dan menimbulkan rasa keingin tahuan lebih dari
orang-orang yang mendengarnya. Tujuan pendirian bisnis ini adalah untuk
membantu teman-teman mahasiswa yang vegetarian dalam mendapatkan makanan.
Selain itu, Sofrida juga ingin mengubah lifestyle
sebagian besar mahasiswa yang cenderung kurang sehat karena terlalu banyak
lemak yang dimakan. Dengan demikian, hadirnya Jamur Joged diharapkan mampu
membentuk generasi muda yang lebih sehat.
Awal
mula pendirian Jamur Joged yaitu ditemukannya peluang bahwa permintaan konsumen
akan jamur tiram lebih besar dibanding suplai jamurnya itu sendiri. Lalu
tercetus ide untuk membuka usaha jamur tersebut. Lalu, dilakukan branding dengan rumah makan jamur
lainnya supaya ada ciri khas yang unik dibandingkan rumah makan lainnya.
Gambar 3. Logo Jamur Joged
Setelah
semua dirasa siap, para mahasiswa bersama Ibu Isti sebagai dosen pembimbing
mencari sebuah kesempatan untuk mendapatkan modal yaitu dengan cara mengikuti
Hibah Kewirausahaan yang diadakan oleh Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat
Universitas Indonesia. Dari hasil hibah tersebut, Sofrida dan teman-temannya
bersama Ibu Isti berusaha mengembangkan bisnis kuliner ini.
Gambar 4. Media Publikasi Jamur Joged
Di
awal pembukaan, hasilnya memang tidak terlalu besar karena pada dasarnya bisnis
ini masih mencari pelanggan. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, bisnis ini
membuahkan hasil yang cukup seimbang dengan usaha yang dikeluarkan. Disini
mahasiswa tidak hanya belajar cara membuka bisnis, tetapi mereka juga belajar
mengatur stock dari bahan-bahan yang dibutuhkan, mengatur distribusi, dan
mengatur hubungan dengan konsumen tentunya. Oleh karena itu, apalagi yang harus
ditakutkan untuk menjadi seorang wirausahawan di saat muda? Mulailah bisnismu
sekarang juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar