Senin, 12 November 2012

Wirausahawan Muda? Kenapa Tidak?


Dunia pasca kampus. Jika kita mendengar ini, apa yang terlintas di sebagian besar mahasiswa? Kerja, punya gaji, ke kantor dan lain sebagainya. Tapi, tahukah kamu bahwa saat ini lowongan kerja yang tersedia belum tentu bisa menampung semua lulusan mahasiswa. Apalagi di kondisi dunia internasional yang sedang dilanda krisis ekonomi. Kini saatnya kita sebagai mahasiswa mengubah pola pikir kita. Ciptakanlah lowongan kerja bukan ditampung lowongan kerja.

Mungkin ini terkesan seperti mimpi besar yang tidak mungkin tercapai. Akan tetapi, jika kita memang bersungguh-sungguh maka hasilnya akan luar biasa. Pada dasarnya prinsip berbisnis itu hanya ada dua, yaitu tekun dan mencari peluang sebanyak mungkin. Dalam artikel berikut ini, akan diceritakan beberapa cara sederhana bagi mahasiswa yang ingin mulai berbisnis. Salah satunya adalah bisnis kuliner yang dimiliki oleh Sofrida, salah satu mahasiswi teknik industri UI dengan bimbingan dosennya Ibu Ir. Isti Surjandari, MA, Ph.D.

Ibu Isti sebagai salah satu dosen yang mengajarkan tentang quality engineering mengajarkan sebuah prinsip sederhana yaitu PDCA (Plan, Do, Check, Action). Prinsip inilah yang dipakai Sofrida untuk memulai usaha bisnisnya di bidang kuliner. Prinsip PDCA merupakan sebuah prinsip general yang bisa digunakan oleh semua orang untuk merancang sebuah proses hingga mengevaluasinya.



Gambar 1. Prinsip PDCA Rumah Jamur

Dalam rangka mempersiapkan para mahasiswanya untuk terjun dalam dunia bisnis, Ibu Isti tidak lupa membekali mahasiswanya dengan seminar kewirausahaan yang berjudul “Seluk Beluk Franchise di Bidang Kuliner”. Topik ini merupakan topik hangat di mahasiswa karena sebagain besar mahasiswa tertarik untuk melakuka franchise beberapa merk makanan tertentu.


Gambar 2. Pemberian Plakat Terhadap Narasumber

Salah satu keluaran yang dihasilkan dari pendidikan kewirusahaan ini adalah bisnis kuliner rumah jamur. Bisnis kuliner rumah jamur ini dimulai dari April 2012 dengan nama dagang Jamur Joged. Nama ini dipilih oleh Sofrida dan kawan-kawannya karena nama ini mudah diingat dan menimbulkan rasa keingin tahuan lebih dari orang-orang yang mendengarnya. Tujuan pendirian bisnis ini adalah untuk membantu teman-teman mahasiswa yang vegetarian dalam mendapatkan makanan. Selain itu, Sofrida juga ingin mengubah lifestyle sebagian besar mahasiswa yang cenderung kurang sehat karena terlalu banyak lemak yang dimakan. Dengan demikian, hadirnya Jamur Joged diharapkan mampu membentuk generasi muda yang lebih sehat.

Awal mula pendirian Jamur Joged yaitu ditemukannya peluang bahwa permintaan konsumen akan jamur tiram lebih besar dibanding suplai jamurnya itu sendiri. Lalu tercetus ide untuk membuka usaha jamur tersebut. Lalu, dilakukan branding dengan rumah makan jamur lainnya supaya ada ciri khas yang unik dibandingkan rumah makan lainnya.


Gambar 3. Logo Jamur Joged
Setelah semua dirasa siap, para mahasiswa bersama Ibu Isti sebagai dosen pembimbing mencari sebuah kesempatan untuk mendapatkan modal yaitu dengan cara mengikuti Hibah Kewirausahaan yang diadakan oleh Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia. Dari hasil hibah tersebut, Sofrida dan teman-temannya bersama Ibu Isti berusaha mengembangkan bisnis kuliner ini.

  Gambar 4. Media Publikasi Jamur Joged

Di awal pembukaan, hasilnya memang tidak terlalu besar karena pada dasarnya bisnis ini masih mencari pelanggan. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, bisnis ini membuahkan hasil yang cukup seimbang dengan usaha yang dikeluarkan. Disini mahasiswa tidak hanya belajar cara membuka bisnis, tetapi mereka juga belajar mengatur stock dari bahan-bahan yang dibutuhkan, mengatur distribusi, dan mengatur hubungan dengan konsumen tentunya. Oleh karena itu, apalagi yang harus ditakutkan untuk menjadi seorang wirausahawan di saat muda? Mulailah bisnismu sekarang juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar